Rektor Universitas Al-Amien Prenduan (UNIA) KH. Dr. Muhtadi Abdul Mun’in mengucapkan selamat atas keberhasilan program student mobility tujuh mahasiswa (Samir Abdurohman Syarif-kalimantan barat , Ihsan Rahmadi-palembang, Muhammad Ipitor-palembang, Muhammad Rudy-surabaya, Retno Sulfa Turahma-kalimantan timur, Kamilatul Fadhilah-situbondo, Aisyah Musaffi-jember) yang telah menyelesaikan International Class Program (ICP) di Malaysia. “Mereka berangkat penuh dengan niat dan optimisme, kini pulang siap membawa manfaat besar bagi almamater dan masyarakat luas,” ujar Rektor dalam acara penyambutan, Rabu (14/8/2025).
Kegiatan penyambutan tersebut mendapat dukungan penuh dari Dekan Fakultas Tarbiyah Kiai Dr. Izzat Amini yang hadir mendampingi para mahasiswa yang baru kembali dari program enam bulan di Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), 13 Maret -12 Agustus 2025. “Alhamdulillah mahasiswa ICP bisa menjalani proses offline dan online dengan sangat baik, harapannya bagi mahasiswa ICP bisa langsung melanjutkan S2” ungkap Dekan.
Rektor menegaskan pentingnya penguasaan bahasa asing dengan analogi yang menarik. “Bahasa internasional saat ini diibaratkan baju pesantren, jika tidak bisa bahasa asing maka santri atau mahasantri seperti tidak menggunakan baju,” katanya. Kebijakan ini mendorong UNIA menerapkan sistem bilingual di seluruh kelas International Class Program dan kelas-kelas lainnya sebagai respon atas pengalaman berharga mahasiswa di luar negeri.
Transformasi Karakter dan Kompetensi
Para peserta ICP mengaku merasakan transformasi signifikan selama program berlangsung. “Program ICP selama di Malaysia sangat banyak, kompetensi kita benar-benar diasah sangat dirasakan di Malaysia, memang berguna saat terjun di tengah masyarakat. Intelektual dan mentalitas teruji, masyarakatnya sangat baik dengan kita,” ungkap salah satu peserta.
Selama berada di Malaysia, para mahasiswa ditempatkan di berbagai sanggar belajar dengan sistem pembimbingan intensif. “Kami di sanggar belajar, kami dipisah, dua orang di setiap sanggar bimbingan, misalnya di Sentul, Klang, dan Sigambut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat banyak dilakukan di Sentul seperti mengajar ngaji, menjadi imam dan pendidikan lainnya,” cerita peserta lain.
Tantangan mental menjadi bagian penting dari proses pembelajaran. “Sangat berpengaruh pada mental, ibarat saya mau berperang tidak dibekali pedang, namun saya tidak menyerah terus belajar, saya sudah mencari jalan kolaborasi dengan penerbit dan akademisi di USIM termasuk dengan dosen di USIM,” tutur salah satu peserta yang mengakui kesulitan awal namun tetap bertahan.

Metode Pembelajaran Global
Pengalaman akademik di USIM memberikan perspektif baru tentang pembelajaran. “Dulu kami belajar di buku, sekarang kami merasakan bagaimana belajar dan berkolaborasi di tingkat global. perkuliahanpun sangat berbeda utamanya dalam hal bahasa, bentuk perkuliahannya menggunakan project, hasil project kami dikompetisikan berbentuk lomba,” kata peserta lainnya.
Fasilitas kampus yang ramah disabilitas juga memberikan kesan mendalam. “Kami menikmati fasilitas di sana, contoh perpustakaan didesain dengan nyaman, sehingga betah berlama-lama di perpustakaan. Studio yang cukup lengkap untuk kepentingan tugas-tugas perkuliahan, Struktur bangunan di perguruan tinggi untuk disabilitas menjadi wajib, kita perlu belajar banyak,” ungkap peserta sambil menjelaskan pengalaman menggunakan studio pembelajaran dengan teknologi green screen.
Aspek kebebasan akademik menjadi pembelajaran berharga. “Saya merasakan kebebasan berpikir dan berpendapat sehingga menantang kami untuk menghasilkan gagasan yang orisinal,” tambah peserta program.
Salah satu peserta menyampaikan harapan untuk program mendatang. “Di masyarakat bertemu dengan banyak orang dengan perbedaan usia, pendidikan dan karakter, harapan ke depan untuk ICP adalah penguatan mental lebih ditingkatkan. Kemampuan akademik perlu namun tanpa mental yang terasah tentu akan kurang,” katanya.
Rektor berharap pengalaman ini dapat meningkatkan lima karakter penting alumni UNIA: spiritualitas, keilmuan, moral, mentalitas, dan skill untuk menghadapi tantangan global.