“Pengasuh sekaligus Pimpinan Al-Amien Prenduan Dr. KH. Ahmad Fauzi Tidjani Menyampaikan Lima Panca Jiwa Pondok di UNIA Prenduan”

SUMENEP — “Kunci kesuksesan di pondok adalah keteladanan. Kalau tidak memperhatikan hal ini, sia-sia mondok. Gak akan disiplin, yang jadi malah mahasiswa munafik, ujungnya su’ul khotimah,” tegas Dr. KH. Ahmad Fauzi Tidjani saat memberikan kuliah umum di lantai III Gedung Rektorat Universitas Al-Amien (UNIA) Prenduan, Selasa (17/6).

Pengasuh Yayasan Al-Amien Prenduan itu menjadi pembicara utama dalam acara Kuliah Umum Kepondokan yang dihadiri oleh ratusan mahasantri, jajaran ustadz-ustadzah, dan pengasuh UNIA. Kuliah umum diselenggarakan oleh Ma’had Universitas Al-Amien Prenduan sebagai penguatan nilai-nilai dasar kepesantrenan di lingkungan kampus.

Dalam pidatonya, Kyai Fauzi mengupas lima pilar utama kehidupan pesantren yang disebutnya sebagai Panca Jiwa: keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah, dan kebebasan.

“Di pondok, tidak ada larangan untuk bersikap kritis, tapi harus bil adab wal akhlaq. Karena adab dan akhlak adalah ikon utama pondok,” tuturnya. Ia menekankan pentingnya keikhlasan dan kesederhanaan dalam hidup santri, yakni berbuat sesuai kebutuhan dan nurani, bukan hawa nafsu.

Soal ukhuwah Islamiyah, Kyai Fauzi mengingatkan pentingnya menjaga persaudaraan. “Tidak boleh tidak saling menyapa lebih dari tiga hari. Di Al-Amien tidak ada kasta pesantren. Kita diajarkan berbagi secara adil,” jelasnya.

Poin kebebasan juga menjadi sorotan. Santri diberi ruang untuk berkarya dan berekspresi, namun tetap dalam batas menghormati hak-hak orang lain. “Bicaralah hati, sesuai tidak dengan nurani hati,” pesan beliau, menyiratkan pentingnya integritas dalam ucapan dan tindakan. Kuliah umum ini memantik semangat baru di kalangan mahasantri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *