TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Keberadaan Rumah Tanaman Obat Keluarga (Toga) gagasan kolabarasi Praktek Pemberdayaan Masyarakat (P2M) KORDES XIII Mahasiswa Institut Dirosat Islamiah Al-Amien (IDIA) Prenduan Sumenep dan perangkat Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, ternyata tak hanya menjadi pusat puluhan tanaman obat berkhasiat.
Namun juga difungsikan sebagai sarana pembelajaran berbagai sekolah dan lembaga pendidikan serta warga di Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, Pamekasan.
Kepada Tribunmadura.com, Eva Novianti (21) Ketua Pelaksana penggagas program tanamam obat keluarga (Toga) mengatakan, adanya tanaman obat keluarga yang di tanam di balai Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, Pamekasan tersebut merupakan gagasan ide dari Kepala Desa Duko Timur dan mahasiswa IDIA Prenduan Sumenep yang sedang praktek.
Tujuan utamanya yaitu sebagai pembelajaran yang bersifat Outing Class dengan puncak tema bahasan tanaman obat. Kunjungan siswa yang datang berharap bisa menambah pengetahuan, khususnya tata cara merawat tanaman yang baik dan benar.
“Dengan cara ini, siswa dapat pembelajaran langsung di lapangan dan
pengalaman baru yang dialami secara langsung sehingga bisa menjadi
pengetahuan tambahan bagi siswa yang datang berkunjung,” ungkapnya, Rabu
(19/12/2018).
Habibullah, Kaur Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, Pamekasan mengungkapkan, adanya toga tidak hanya menjadi sarana edukasi bagi siswa saja.
Namun juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat sekitar tentang cara merawat tanaman yang baik dan benar, dan bisa diterapkan di halaman rumah masing-masing masyarakat Desa Duko Timur untuk turut serta menanam toga.
Hal lain adanya tanaman obat keluarga di Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, Pamekasan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.
Masyarakat Desa Duko Timur di perkenankan mengambil tanaman obat tersebut apabila butuh untuk keperluan sebagai obat, namun juga harus izin terlebih dahulu kepada pihak perangkat desa yang bertugas.
“Dengan berbagai realisasi program yang digagas, segenap perangkat Desa Duko Timur akan terus berupaya memberikan kontribusi positif dan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Mohammad Rifa’i, warga desa Duko Timur mengakui, adanya tanaman obat keluarga yang di tanam oleh Mahasiswa IDIA Prenduan Sumenep dan perangkat Desa Duko Timur, memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Desa Duko Timur.
“Kemarin saya sakit gigi, lalu saya pergi kesini dan oleh mahasiswa ini di arahkan ke tempat tanaman obat keluarga. Lalu saya di suruh memetik daun min dan disuruh mengunyah daun min tersebut. Alhamdulillah sakit gigi saya mendingan,” tegasnya.
Artikel ini disalin dari Tribunmadura.com
Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Mujib Anwar